Tuesday 9 October 2012

Mempersiapkan diri & Peradaban Bangsa


Catatan peristiwa dan sejarah menunjukkan banyak hal yang telah terjadi di muka bumi ini, banyak karya-karya yang besar yang menjadi sejarah sebagai kontribusi untuk peradaban ini. Setidaknya mereka memiliki motivasi besar untuk merubah diri dan lambat laun merubah bangsa ini untuk menjadi bangsa yang besar, dan tahukah kita untuk menjadi bangsa yang besar harus dimulai dengan jiwa-jiwa besar para pelakunya. Pertaanyaan yang sangat mendasar adalah sudahkah kita ikut dalam “perahu perubahan” wadah orang-orang besar yang memiliki gagasan dan ide dan kemudian ditelurkan menjadi sebuah kemauan dan akhirnya menawarkan solusi-solusi yang produktif untuk masa depan ini?. Untuk menjawab tantangan masa depan itu, tentu kita harus persiapkan dari jauh hari dan sejak dini, kontribusi dan langkah apa saja yang akan kita sumbangkan nantinya sebagai kewajiban kita membangun bangsa dalam model dan perspektif ketulusan dan perjuangan.

Dan persiapan hendaklah disiapkan secara spesifik. Setidaknya ada 4 (empat) kekuatan yang harus kita persiapkan untuk menjawab tantangan masa depan kita, yakni kekuatan spiritual, emosional, intelektual dan fisik. Keempat element inilah yang akan menghubungkan pola dan garis-garis model manusia yang handal, saling memahami kemajemukan, dan terikat karena satu nilai dan keyakinan; bahwa kebenaran dan teknologi akan menjawab permasalahan dan mewujudkan impian dan keyakinan kita.

Seperti konsep yang saya yakini sebelumnya bahwasanya para pekerja sukses yang profesional harus memiliki kapasitas yang memadai, dengan begitu model manusia seperti ini akan mampu mengelola hidupnya secara maksimal. Dan yakinlah keseluruhan itu akan mampu menghantarkan kita menjadi sumber daya yang punya kualitas tinggi, semangat inovatif dan produktif, serta memberikan kontribusi yang nyata sebagai bentuk ekspektasi kita terhadap perubahan diri dan bangsa yang besar.

Secara umum sebagian dari kita memiliki harapan yang tinggi bahkan sangat tinggi untuk menciptakan perubahan besar dan mencita-citakan peradaban yang luar biasa, namun kenapa hanya sebagianya saja atau bahkan kurang dari itu yang memiliki nasib baik dan takdir kesuksesan untuk merubah dirinya, dengan kata lain sedikit sekali yang mampu menyampaikan cita-cita dan keinginanya ini pada titik keberhasilan. Saya kurang sepakat dengan pendapat/ kesimpulan bahwasanya ini adalah “takdir”, mungkin akan lebih arif jika kita menyimpulkan dengan kalimat yang lebih real, yakni sebagian kita masih terjangkit “penyakit” yang menghambat potensi diri untuk berkembang, sejenis virus yang mengacaukan sistem perkembangan potensi, dan penyakit ini sering sekali membidik anak muda yang memiliki semangat luar biasa lalu melemahkanya, penyakit ini yakni komitmen, tindak lanjut yang semestinya dimiliki setelah kita mengumpulkan rencana-rencana, gagasan, dan ide kita untuk menjadikan diri kita dan bangsa kita menjadi orang besar untuk peradaban yang luar biasa. Namun jika kita telah persiapkan segala sesuatunya sebelumnya, dengan semangat dan kapasistas yang memadai, kekuatan-kekuatanya  telah dimiliki dan dimaksimalkan, maka secara tidak langsung hal inilah yang akan menjadi imunitas bagi penyakit bangsa yang satu ini.
Maka saya yakin sekali bahwasanya bukan permasalahan bisa atau tidak bisa, biasa atau tidak biasa, akan tetapi komitmen kita yang tumbuh untuk mau atau tidak merubah diri ini menjadi orang yang memiliki gagasan dan ide-ide besar dan diikuti dengan action plan dan komitmen yang didalamnya tumbuh motivasi dalam menggapai sukses itu sendiri. InsyaAlloh kitalah yang akan menjadi bagian dalam proses membangun peradaban itu.

***Berbagi disaat kita punya sesuatu yang bisa kita bagikan itu biasa, tetapi berbagi disaat kita memiliki keterbatasan itu LUAR BIASA***

1 comment: