Catatan peristiwa dan sejarah menunjukkan banyak hal yang
telah terjadi di muka bumi ini, banyak karya-karya yang besar yang menjadi
sejarah sebagai kontribusi untuk peradaban ini. Setidaknya mereka memiliki
motivasi besar untuk merubah diri dan lambat laun merubah bangsa ini untuk
menjadi bangsa yang besar, dan tahukah kita untuk menjadi bangsa yang besar
harus dimulai dengan jiwa-jiwa besar para pelakunya. Pertaanyaan yang sangat
mendasar adalah sudahkah kita ikut dalam “perahu
perubahan” wadah orang-orang besar yang memiliki gagasan dan ide dan
kemudian ditelurkan menjadi sebuah kemauan dan akhirnya menawarkan
solusi-solusi yang produktif untuk masa depan ini?. Untuk menjawab tantangan
masa depan itu, tentu kita harus persiapkan dari jauh hari dan sejak dini,
kontribusi dan langkah apa saja yang akan kita sumbangkan nantinya sebagai
kewajiban kita membangun bangsa dalam model dan perspektif ketulusan dan perjuangan.
Dan persiapan hendaklah disiapkan secara spesifik.
Setidaknya ada 4 (empat) kekuatan yang harus kita persiapkan untuk menjawab
tantangan masa depan kita, yakni kekuatan spiritual, emosional, intelektual dan
fisik. Keempat element inilah yang akan menghubungkan pola dan garis-garis
model manusia yang handal, saling memahami kemajemukan, dan terikat karena satu
nilai dan keyakinan; bahwa kebenaran dan teknologi akan menjawab permasalahan
dan mewujudkan impian dan keyakinan kita.
Seperti konsep yang saya yakini sebelumnya bahwasanya para
pekerja sukses yang profesional harus memiliki kapasitas yang memadai, dengan
begitu model manusia seperti ini akan mampu mengelola hidupnya secara maksimal.
Dan yakinlah keseluruhan itu akan mampu menghantarkan kita menjadi sumber daya
yang punya kualitas tinggi, semangat inovatif dan produktif, serta memberikan
kontribusi yang nyata sebagai bentuk ekspektasi kita terhadap perubahan diri
dan bangsa yang besar.
Secara umum sebagian dari kita memiliki harapan yang tinggi
bahkan sangat tinggi untuk menciptakan perubahan besar dan mencita-citakan
peradaban yang luar biasa, namun kenapa hanya sebagianya saja atau bahkan
kurang dari itu yang memiliki nasib baik dan takdir kesuksesan untuk merubah
dirinya, dengan kata lain sedikit sekali yang mampu menyampaikan cita-cita dan
keinginanya ini pada titik keberhasilan. Saya kurang sepakat dengan pendapat/
kesimpulan bahwasanya ini adalah “takdir”, mungkin akan lebih arif jika kita
menyimpulkan dengan kalimat yang lebih real, yakni sebagian kita masih
terjangkit “penyakit” yang menghambat potensi diri untuk berkembang, sejenis
virus yang mengacaukan sistem perkembangan potensi, dan penyakit ini sering
sekali membidik anak muda yang memiliki semangat luar biasa lalu melemahkanya,
penyakit ini yakni komitmen, tindak lanjut yang semestinya dimiliki setelah
kita mengumpulkan rencana-rencana, gagasan, dan ide kita untuk menjadikan diri
kita dan bangsa kita menjadi orang besar untuk peradaban yang luar biasa. Namun
jika kita telah persiapkan segala sesuatunya sebelumnya, dengan semangat dan
kapasistas yang memadai, kekuatan-kekuatanya
telah dimiliki dan dimaksimalkan, maka secara tidak langsung hal inilah
yang akan menjadi imunitas bagi penyakit bangsa yang satu ini.
Maka saya yakin sekali bahwasanya bukan permasalahan bisa
atau tidak bisa, biasa atau tidak biasa, akan tetapi komitmen kita yang tumbuh
untuk mau atau tidak merubah diri ini menjadi orang yang memiliki gagasan dan
ide-ide besar dan diikuti dengan action
plan dan komitmen yang didalamnya tumbuh motivasi dalam menggapai sukses
itu sendiri. InsyaAlloh kitalah yang akan menjadi bagian dalam proses membangun
peradaban itu.
***Berbagi
disaat kita punya sesuatu yang bisa kita bagikan itu biasa, tetapi berbagi
disaat kita memiliki keterbatasan itu LUAR BIASA***
oke......
ReplyDelete