Wednesday 2 July 2014

Jumlah ayat dalam Alqur'an; 6666 atau 6236



Sejak kecil kita telah diajarkan ilmu agama, orang tua kitapun demikian, bahkan sampai nenek-kakek kita, atau (nenek neneknya kakek) kita atau (kakek kakeknya nenek) kita pun diajarkan ilmu agama, walaupun tak sedikit dari kita belajar agama sejak kecil hampir rata-rata 60% didapatkan dari sekolah/ madrasah, ini lah yang membuat pemahaman kita sejak kecil relatif sama

Maka beruntung bagi mereka yang dibekali sejak kecil ilmu agama tambahan, bukan hanya dari sekolah namun bisa didapatkan dari keluarga, guru ngaji, murobbi, ustazd, ustadzah dan orang-orang yang memiliki ilmu agama lebih disekitar kita. Atau didunia modern seperti ini, kita bisa belajar ilmu agama via media apapun; Buku, TV, majalah, koran, smartphone, ipad atau via internet yang sudah bisa diakses dimana saja dan kapan saja.

Berbicara tentang ilmu agama (islam), mungkin sebagian besar dari kita semua telah belajar Al-qur’an, baik belajar membacanya maupun memahaminya, dan tak jarang diantara kita mampu menghafal banyak surat maupun ayat dalam Al-qur’an. Bahkan nama-nama di Al-qur’an pun sebagian besar kita sudah banyak tahu. Sejak kecil saya diajarkan dan diberi tahu jika jumlah surat dalam Al-qur’an itu 6666 ayat, dan hal inipun pernah masuk dan diujikan pada ujian semasa SD.

Hari ini saya kebetulan menonton TV yang berafiliasi pada pemahaman ilmu agama islam (red; Rodja-TV), disela-sela talkshow TV bersama salah satu ustazd (narasumber), beliau mengkoreksi jika jumlah ayat salam al-qur’an itu adalah 6236 ayat, jika kurang yakin silahkan jumlahkan sendiri, karena saya sendiri sudah menghitungnya sendiri.

saya tidaklah menyalahkan guru-guru saya yang mengajarkan ini sebelumnya, karena merekapun mendapatkan pelajaran ini dari sumbernya yang diajarkan sejak lama dan kemudian diajarkan pada kita, dan sayapun termasuk telat untuk mengetahui kebenaranya, tapi dengan ini saya ambil ibrohnya (hikmah), yakni setiap ilmu tentulah harus disertai dengan dalil dan bukti-bukti ilmiahnya, akan tetapi yang perlu digaris bawahi yakni jangan sampai menyalahkan guru-guru kita yang sebelumnya mengajarkan kita, karena ini akan mempengaruhi keberkahan ilmu yang kita dapatkan selama ini, sudah kewajiban bagi kita untuk menuntut ilmu lebih, tidak hanya pada satu guru, satu sumber saja, tapi kewajiban kita untuk menambah wawasan keilmuan kita, selagi ilmu dan wawasan tersebut tidak bertentangan dengan Al-qur’an & as-sunnah maka ia boleh dijadikan referensi atau rujukan, namun kita tetap harus mencari dalil dan kebenaran ilmiahnya.
Allohualam....