Sejak kecil kita telah diajarkan ilmu agama, orang tua
kitapun demikian, bahkan sampai nenek-kakek kita, atau (nenek neneknya kakek) kita
atau (kakek kakeknya nenek) kita pun diajarkan ilmu agama, walaupun tak sedikit
dari kita belajar agama sejak kecil hampir rata-rata 60% didapatkan dari
sekolah/ madrasah, ini lah yang membuat pemahaman kita sejak kecil relatif sama
Maka beruntung bagi mereka yang dibekali sejak kecil ilmu agama tambahan,
bukan hanya dari sekolah namun bisa didapatkan dari keluarga, guru ngaji,
murobbi, ustazd, ustadzah dan orang-orang yang memiliki ilmu agama lebih
disekitar kita. Atau didunia modern seperti ini, kita bisa belajar ilmu agama
via media apapun; Buku, TV, majalah, koran, smartphone, ipad atau via internet
yang sudah bisa diakses dimana saja dan kapan saja.
Hari ini saya kebetulan menonton TV yang berafiliasi pada pemahaman ilmu
agama islam (red; Rodja-TV), disela-sela talkshow TV bersama salah satu ustazd
(narasumber), beliau mengkoreksi jika jumlah ayat salam al-qur’an itu adalah
6236 ayat, jika kurang yakin silahkan jumlahkan sendiri, karena saya sendiri
sudah menghitungnya sendiri.
saya tidaklah menyalahkan guru-guru saya yang mengajarkan ini sebelumnya, karena merekapun mendapatkan pelajaran ini dari sumbernya yang diajarkan sejak lama dan kemudian diajarkan pada kita, dan sayapun termasuk telat untuk mengetahui kebenaranya, tapi dengan ini saya ambil ibrohnya (hikmah), yakni setiap ilmu tentulah harus disertai dengan dalil dan bukti-bukti ilmiahnya, akan tetapi yang perlu digaris bawahi yakni jangan sampai menyalahkan guru-guru kita yang sebelumnya mengajarkan kita, karena ini akan mempengaruhi keberkahan ilmu yang kita dapatkan selama ini, sudah kewajiban bagi kita untuk menuntut ilmu lebih, tidak hanya pada satu guru, satu sumber saja, tapi kewajiban kita untuk menambah wawasan keilmuan kita, selagi ilmu dan wawasan tersebut tidak bertentangan dengan Al-qur’an & as-sunnah maka ia boleh dijadikan referensi atau rujukan, namun kita tetap harus mencari dalil dan kebenaran ilmiahnya.
saya tidaklah menyalahkan guru-guru saya yang mengajarkan ini sebelumnya, karena merekapun mendapatkan pelajaran ini dari sumbernya yang diajarkan sejak lama dan kemudian diajarkan pada kita, dan sayapun termasuk telat untuk mengetahui kebenaranya, tapi dengan ini saya ambil ibrohnya (hikmah), yakni setiap ilmu tentulah harus disertai dengan dalil dan bukti-bukti ilmiahnya, akan tetapi yang perlu digaris bawahi yakni jangan sampai menyalahkan guru-guru kita yang sebelumnya mengajarkan kita, karena ini akan mempengaruhi keberkahan ilmu yang kita dapatkan selama ini, sudah kewajiban bagi kita untuk menuntut ilmu lebih, tidak hanya pada satu guru, satu sumber saja, tapi kewajiban kita untuk menambah wawasan keilmuan kita, selagi ilmu dan wawasan tersebut tidak bertentangan dengan Al-qur’an & as-sunnah maka ia boleh dijadikan referensi atau rujukan, namun kita tetap harus mencari dalil dan kebenaran ilmiahnya.
Allohualam....