Di
antara sifat tercela yang dilarang oleh syara’ adalah hasad, dan Allah SWT
telah memerintahkan kepada kita untuk berlindung darinya. Allah SWT berfirman:
ö@è%
èŒqããr& Éb>tÎ/ È,n=xÿø9$# ÇÊÈ `ÏB
ÎhŽŸ° $tB t,n=y{ ÇËÈ `ÏBur
ÎhŽŸ° @,Å™%yñ #sŒÎ) |=s%ur ÇÌÈ `ÏBur
Ìhx© ÏM»sV»¤ÿ¨Z9$# †Îû ωs)ãèø9$# ÇÍÈ `ÏBur
Ìhx© >‰Å™%tn #sŒÎ) y‰|¡ym ÇÎÈ
Katakanlah:
"Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh dari kejahatan
makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari
kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki". ( QS. Al-Falaq: 1-5)
Al-Ragib
berkata, “Hasad adalah berangan-angan agar nikmat itu hilang dari orang yang
berhak menerimanya, bahkan mungkin angan-angan itu dibarengi dengan aksi untuk
menghilangkan nikmat tersebut. Dan hasad ini sebagai sifat terburuk makhluk
dihadapan Allah SWT, yaitu orang-orang Yahudi, sebgaimana dijelaskan dalam
firman Allah SWT:
¨Šur ׎ÏVŸ2 ïÆÏiB È@÷dr& É=»tGÅ3ø9$# öqs9 Nä3tRr–Šãtƒ .`ÏiB ω÷èt/ öNä3ÏZ»yJƒÎ) #·‘$¤ÿä. #Y‰|¡ym ô`ÏiB ωYÏã OÎgÅ¡àÿRr& .`ÏiB ω÷èt/ $tB tû¨üt6s? ãNßgs9 ‘,ysø9$# (
Sebagian besar
Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran
setelah kamu beriman karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah
nyata bagi mereka kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 109)
Allah
SWT berfirman:
ôQr& tbr߉ݡøts† }¨$¨Z9$# 4’n?tã !$tB ÞOßg9s?#uä ª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù (
ataukah mereka
dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan
kepadanya?. (QS. Al-Nisa’: 54)
Diriwayatkan
oleh AL-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik RA bahwa Nabi Muhmmad SAW
bersabda, “Janganlah kalian saling
memarahi, jangalah saling mendengki, janganlah saling membelakangi dan jadilah hamba
Allah yang saling bersaudara”.
Diriwayatkan
oleh Muslim dari Abi Sa’id Al-Khudri bahwa Jibril a.s mendatangi Nabi Muhmmad
SAW dan berkata, “Wahai Muhammad engkau
sedang mengeluh karena suatu penyakit?”. Maka Nabi Muhmmad SAW menjawab, “Ya”. Lalu Jibril berkata: “Dengan nama Allah SWT aku meruqyahmu, dari
segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa dan mata
orang-orang yang dengki, hanya Allah lah yang menyembuhkanmu, dengan nama Allah
SWT aku meruqyahmu”.
Ibnu
Rajab berkata: Hasad itu terpatri dalam tabi’at manusia, sebab manusia tidak
suka jika diungguli dengan beberapa kelebihan oleh orang lain. Lalu setelah ini
manusia terbagai menjadi beberapa bagian: Di antara mereka ada yang berusaha
untuk menghilangkan nikmat/kelebihan yang terdapat pada orang yang didengki
dengan cara yang salah baik perkataan atau perbuatan, dia berupaya agar nikmat
itu berpindah kepada dirinya, di antara manusia ada yang berusaha menghilangkan
nikmat itu dari orang yang didengki
tanpa berupaya untuk memindahkannya dari orang yang didengki, dan bagian ini
yang paling terburuk dan paling jelek. Dan inilah hasad yang tercela dan
dilarang. Itulah dosa Iblis, di mana dia dengki melihat Adam alaihis salam
setelah melihat bahwa dia melebihi para malaikat karena Allah mencipatakan -Nya
dengan tangan -Nya, memerintahkan para malaikat bersujud di hadapannya,
mengajarkannya nama segala sesuatu, dan menempatkannya di sisi -Nya. Lalu Iblis
senantiasa berupaya mengeluarkan Adam dari surga sehingga dia dikeluarkan
darinya. Di antara manusia ada yang sengaja mendatangkan hasad itu kepada
dirinya lalu dia mengelolanya di dalam jiwanya dengan tenang agar nikmat yang
ada pada orang lain itu menjadi hilang, maka ini sama dengan orang yang
bertekad mengerjakan kemaksiatan, dan kelompok yang lain ada yang hasad namun
dia tidak berangan-angan agar nikmat itu hilang dari orang yang didengki, namun
dia berupaya untuk meraih keunggulan seperti yang diraih oleh orang lain itu,
namun jika keunggulan orang yang didengki berupa keunggulan duniawi maka dengki
terhadapnya tidak memberikan kebaikan, sebagaimana firman Allah SWT:
ylty‚sù 4’n?tã ¾ÏmÏBöqs% ’Îû ¾ÏmÏFt^ƒÎ— ( tA$s% šúïÏ%©!$# šcr߉ƒÌムno4quŠysø9$# $u‹÷R‘‰9$# |Mø‹n=»tƒ $oYs9 Ÿ@÷WÏB !$tB š†ÎAré& ãbrã»s% ¼çm¯RÎ) rä%s! >eáym 5OŠÏàtã ÇÐÒÈ
Berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: semoga kiranya kita mempunyai
seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar
mempunyai keberuntungan yang besar ." (QS. Al-Qoshos: 79)
Namun
jika kelebihan itu dalam urusan agama maka hasad dalam perkara ini sangat baik.
Dan Nabi Muhmmad SAW berangan-angan agar beliau di matikan sebagai mati syahid
di jalan Allah SWT. Nabi Muhmmad SAW bersabda, “Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara: Seorang lelaki yang
diberikan oleh Allah Al-Qur’an dan dia beribadah dengannya pada waktu malam dan
siang, dan seorang lelaki yang diberikan oleh Allah SWT harta dan dia
menafakahkanya pada waktu siang dan malam”.
Inilah
yang disebut dengan gibthoh, dan dinamakan dengan hasad sebagai bentuk majaz
semata. Dan kelompok yang lain ada orang yang merasakan kedengkian di dalam dirinya
dan dia berusaha menghilangkannya dengan berbuat baik kepada orang yang
didengki, berdo’a baginya, dan menyebarkan keunggulan orang yang dihasadi,
selain itu dia berusaha menghilangkan rasa dengki yang terdapat pada dirinya sehingga
Allah SWT menggantikan perasaan hatinya dengan keinginan agar saudaranya
semuslim yang dengki itu lebih baik dan lebih utama darinya, ini adalah
tingakatan iman yang tertinggi, dan merupakan pelakunya seorang mu’min yang
sempurna”.
Ibnu
Sirin berkata, “Aku tidak pernah dengki
kepada seorangpun dalam urusan duniawi; sebab jika dia termasuk penghuni surga
maka bagaimana mungkin aku hasad kepadanya pada urusan dunia yang hina di
banding surga, dan jika dia termasuk penghuni neraka bagaimana mungkin saya dengki
kepadanya dalam urusan dunia kalau akhirnya dia berujung pada neraka”.
Abu
Darda berkata, “Tidaklah seseorang memperbanyak mengingat mati kecuali kesenangan
dan hasadnya akan menjadi sedikit”. Ibnu Abbas berkata, “Sesungguhnya aku
membaca ayat-ayat di dalam kitab Allah SWT dan aku berangan-angan agar semua
manusia mengetahui seperti apa yang aku ketahui”. Mu’awiyah RA berkata, “Setiap
manusia mampu untuk merelakan orang lain kecuali orang yang dengki terhadap
kenikmatan orang lain, maka dia tidak rela kecuali dengan hilangnya nikmat
tersebut dari orang lain”. Dikatakan: Setiap permusuhan bisa diharapkan
kepadamannya
Kecuali
permusuhan yang didasarkan pada dengki.
Diriwayatkan
oleh Turmudzi dari Al-Zubair bin Al-Awwam bahwa Nabi Muhmmad SAW bersabda,
Telah merasuk kepada kalian penyakit umatumat sebelum kalian yaitu penyakit
hasad dan saling membenci, dialah yang memangkas, aku tidak katakan memangkas
rambut namun memangkas agama, demi yang jiwaku berada ditangan-Nya, kalian
tidak akan masuk surga kecuali dengan beriman, dan tidak akan beriman sehingga
kalian saling mencintai, dan tidakkah aku beritahukan kepada kalian suatu perkara
yang bisa menegakkan hal itu bagimu?. “Sebarkanlah salam di antara kalian”.
Diriwayatkan
oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhmmad SAW
bersabda, “Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki dari penghuni surga”,
lalu datanglah seorang lelaki dari kaum Anshor yang jenggotnya telah meneteskan
air karena berwudhu’, dia memegang sandalnya dengan tangan kirinya, di dalam
kisah ini Abdullah bin Amr bin Ash RA mengikutinya menuju rumahnya dan berkata kepadanya,
“Wahai Abdullah, aku menginap dirumah mu agar aku melihat
amalmu
agar aku bisa mentauladaninya, namun aku tidak melihatmu berbuat amal ibadah
yang banyak, lalu perbuatan apakah yang membuatmu seperti apa yang diberitakan
oleh Rasulullah SAW?. Maka dia berkata, “Tidak ada perbuatan apapun kecuali apa
yang engkau lihat, kemudian dia berkata: Pada saat aku meninggalkannya pergi
dia memanggilku dan dia berkata, “Tidak ada amal yang aku kerjakan kecuali apa
yang telah aku lihat dan aku tidak mendapatkan dalam diriku penipuan terhadap
kaum muslimin dan tidak tidak pula rasa dengki terhadap salah seorang mereka
karena kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Lalu Abdullah
berkata: “Perbuatan yang telah menyampaikanmu ke dalam surga itulah yang tidak
bisa kami lakukan”.
Ibnu
Qoyyim rahimahullah berkata: Kejahatan orang yang dengki akan tertolak dengan
beberapa perkara yaitu:
- Berlindung kepada Allah SWT dari
kejahatannya dan meminta pengawasan dan kembali kepada Allah SWT.
- Bertaqwa kepada Allah dengan
menjaga perintah dan larangan -Nya,
Allah
SWT berfirman:
bÎ) öNä3ó¡|¡øÿsC ×puZ|¡ym öNèd÷sÝ¡s? bÎ)ur öNä3ö7ÅÁè? ×pt¤ÍhŠy™ (#qãmtøÿtƒ $ygÎ/ ( bÎ)ur (#rçŽÉ9óÁs? (#qà)Gs?ur Ÿw öNà2•ŽÛØtƒ öNèd߉ø‹x. $º«ø‹x© 3 ¨bÎ) ©!$# $yJÎ/ šcqè=yJ÷ètƒ ÔÝŠÏtèC ÇÊËÉÈ
Jika kamu
bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan
kemudaratan kepadamu . (QS. Ali Imron: 120)
- Bersabar atas permusuhan seseorang
atas dirinya, dia tidak melawannya, tidak pula mengeluh atau mengembangkan
sikap buruk hasad terhadap dirinya
- Bertawakkal kepada Allah,
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah SWT maka cukuplah Allah bagiNya.
- Kembali kepada Allah, ikhlas dalam
beribadah kepada -Nya dan menjadikan cinta dan rela kepada -Nya sebagai
tujuan pribadinya.
- Bertaubat dari segala dosa yang
diupayakan oleh musuh-musuhnya terhadap dirinya.
- Berusaha bersedeqah dan berbuat
baik, sebab hal itu memberikan pengaruh yang sangat positif dalam mencegah
penyakit ain (yang ditimbulkan oleh mata jahat) dan kejahatan orang yang
dengki.
- Dan ini adalah kiat yang sangat
sulit, yaitu memadamkan api kedengkian orang yang hasad dengan berbuat
baik kepadanya.
- Mentauhidkan Allah SWT dengan
sebenarnya dan mengembalikan pemikiran tentang suatu sebab kepada Zat Yang
Menciptakan sebab, yaitu Allah Yang Maha Perkasa dan Bijaksana, sebab
segala kendali dan perkara di tangan Allah SWT