Monday 29 November 2010

Rambu – Rambu Sirah Nabi SAW dalam menegakkan jama’ah

Rambu – Rambu Sirah Nabi SAW dalam menegakkan jama’ah

Rambu pertama : Menyebarkan prinsip-prinsip dakwah
A.    Jalan yang ditempuh dalam penyebaran

Rambu pertama kehidupan Rasulallah saw dalam menegakkan jama’ah ini adalah menyebarkan prinsip-prinsip dakwah dan ajaran-ajaranya. Jalan yang ditempuh adalah dengan mengemukakan prinsip-rinsip dan pemikiran-pemikiran tersebut kepada manusia sedikit demi sedikit, sesuai dengan kepentingan prinsip-prinsip dan pemikiran-pemikiran tersebut dalam dakwah. Juga disesuaikan dengan kapasitas-kapasitas pemahaman dan kemampuan intelektual manusia dalam memahami dan menguasainya.
Syiar dan symbol rambu ini ialah firman Alloh :

äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4

125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (An-Nahl : 125).

Dalam tahap ini Rasulallah menempuh dua jalan :
1.      Kontak pribadi (Ittishal Fardhi)

Cara ini disebut oleh para ahli sirah “tahapan siriyyah (rahasia) dalam dakwah”. Dalil-dalil yang menjelaskan cara ini banyak sekali, diantaranya :
a.       Penyampaian pada khadijah
Dari Aisyah ra dalam hadist yang panjang “……. Maka ia berkata kepada Khadijah dan memberikan kabar (wahyu) itu kepadanya…”
Pensyarah kitab Bahjatul Mahafid berkata ; diantara orang-orang yang pertama kali masuk Islam adalah khadijah, yaitu pertama kali ia menerima wahyu, kemudian kembali pulang kepada khadijah seraya berkata, “selimuti aku, selimuti aku..”


b.      Penyampaian Rasulalloh saw kepada anak pamanya, Ali bin Abi Thalib

Dakwah islam perlu menempuh jalan ini dalam dua keadaan:
-          Pertama; pada permulaan dakwah dan penegakan jama’ah.
-          Kedua; pada saat pemerintah berkuasa melarang para aktivis da’wah melakukan aktivitas da’wah secara terang-terangan atau mengadakan pengajian umum.

2.      Kontak Umum (Ittisal jama’i)

Cara ini disebut oleh para ahli sirah “tahapan dakwah secara terang-terangan”. Dalam tahapan dakwah ini, dakwah menggunakan semua media massa. Seperti dizaman saat ini Televisi, radio, surat kabar, buku, khutbah, ceramah, seminar, dan lainya untuk menyebar fikiran-fikiran dan prinsip-prinsp dakwah kepada semua tingkatan manusia.

Pada tahapan dakwah ini rasulallah menggunakan berbagai sarana untuk menyampaikan dakwah kepada manusia, diantaranya:
a.       Mengumpulkan manusia dalam suatu jamuan makan dirumahnya, kemudian menyampaikan prinsip-prinsip dakwah kepada mereka.
b.      Mengumpulkan manusia diberbagai tempat, kemudian menyampaikan risalah Alloh kepda mereka
c.       Pergi ke tempat-tempat pertemuan manusia dan menyampaikan dakwah Alloh kepada mereka.
d.      Pergi ke berbagai Negara untuk menyampaikan dakwah.
e.       Mengirim surat kepada para kepala suku dan raja.

  1. Aspek penataan dalam penyebaran dakwah
Aspek penataan (tanzhim) atau program kerja bagi penyebaran dakwah :
a.       Hendaknya para da’I menetukan prinsip-prinsip yang akan dimulai penyebaranya sesuai dalam keperntinganya dalam dakwah. Sebab, ketika Alloh menurunkan wahyu kepada nabi dan RasulNYA, ia menetapkan prinsip utama yang terpenting bagi dakwahnya. Yakni, prinsip yang pertama bagi nabi dan Rasul yang mulia; “sembahlah Alloh olehmu sekalian, sekali-kali tidak ada illah selain dari padaNYA”. Firman Alloh :
ôs)s9ur $uZ÷Wyèt/ Îû Èe@à2 7p¨Bé& »wqߧ Âcr& (#rßç6ôã$# ©!$# (#qç7Ï^tGô_$#ur |Nqäó»©Ü9$# ( Nßg÷YÏJsù ô`¨B yyd ª!$# Nßg÷YÏBur ïƨB ôM¤)ym Ïmøn=tã ä's#»n=žÒ9$# 4 (#r玍šsù Îû ÇÚöF{$# (#rãÝàR$$sù y#øx. šc%x. èpt7É)»tã šúüÎ/Éjs3ßJø9$# ÇÌÏÈ  
36. dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (An-Nahl 36)

!$tBur $uZù=yör& `ÏB šÎ=ö6s% `ÏB @Aqߧ žwÎ) ûÓÇrqçR Ïmøs9Î) ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) HwÎ) O$tRr& Èbrßç7ôã$$sù ÇËÎÈ  
25. dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". (Al-Anbiya : 25)

b.      Membuat kesepakatan bersama orang yang telah menerima dakwahnya dan menyetujui prinsip yang ditentukannya, agar masing-masing pribadi merekrut satu orang dalam jangka waktu tertentu, secara estafet.

Sistem penataan ini dapat dijelaskan dengan contoh berikut:
-          Misalnya prinsip yang igin disampaikan adalah mengajarkan surat Al-Fatihah atau menekankan pentingnya amal jama’I atau menganjurkan shalat.
-          Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan prinsip tersebut satu jamsetiap hari dalam satu bulan penuh.

Bila kita kalkulasikan maka dalam masa satu tahun kita akan mendapati 4096 orang yang telah disampaikan akan hakikat dakwah tersebut. Dan dalam waktu dua tahun akan mencapai 16.787.456 orang dan seterusnya.




Rambu Kedua : Pembentukan Dakwah

  1. Pengertian Takwin (Pembentukan)

Rambu kedua Sirah rasulalloh dalam membina jama’ahnya adalah pembentukan dakwah. Rambu ini merupakan lanjutan dari tahap sebelumnya. Karena dianatara orang yang mendapatkan penyebaran dakwah tersebut ada yang menerima dan meyakininya dan ada juga yang menolaknya.
Rambu kedua Sirah rasulallah ini khusus bagi kelompok yang menerima dakwah pada rambu pertama (penyebaran prinsip-prinsip dakwah). Jadi pengertian rambu ini adalah pembentukan (takhwin) orang-orang yang telah menerima dakwah atas dasar-dasar dakwah, dan men-sibghah mereka sesuai dengan kandungan pemikiran-pemikiran dan ajaran-ajaran dakwah. Pembentukan ini tidak mungkin dapat dilakukan pada tahap penyebaran dakwah (rambu pertama), karena hal ini trmasuk ruang lingkup tarbiyah (pembinaan) dan ta’lim (pembekalan keilmuan). Tarbiyah dan takwin tidak mungkin dapat dilakukan kecali pada rambu yang kedua, yakni takhwin.
Adapun kelompok manusia yang menolak dakwah, status mereka tetap pada rambu yang pertama. Hubungan dakwah dengan kelompok ini adalah tabligh dan indzar (pemberi peringatan) hingga Alloh memberikan keputusan dan mengizinkan untuk melakukan konfrontasi dan menundukkan mereka kepada dakwah islam.
bÎ)ur tb%x. ×pxÿͬ!$sÛ öNà6ZÏiB (#qãZtB#uä üÏ%©!$$Î/ àMù=Åöé& ¾ÏmÎ/ ×pxÿͬ!$sÛur óO©9 (#qãZÏB÷sム(#rçŽÉ9ô¹$$sù 4Ó®Lym zNä3øts ª!$# $uZoY÷t/ 4 uqèdur çŽöyz šúüÏJÅ3»ptø:$# ÇÑÐÈ  
87. jika ada segolongan daripada kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyampaikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, Maka bersabarlah, hingga Allah menetapkan hukumnya di antara kita; dan Dia adalah hakim yang sebaik-baiknya. (Al-A’raf : 87)





  1. Contoh Gerakan dalam rambu ini.
Rambu kedua pada sirah ini merupakan penyempurna dan penyambung rambu pertama. Kedua rambu ini saling melengkapi dan menyempurnakan rambu pertama. Karena itu, orang-orang yang berhenti pada rambu pertama saja (hanya melakukan tabligh dan penyebaran)  dan tidak mau beralih kepada rambu yang kedua (takwin dan bina) bersama orang-orang yang telah menerima dakwahnya pada rambu pertama, adalah orang-orang yang berdakwah tidak sesuai dengan manhaj’ Rasulalloh saw.
Selain berkewajiban menyampaikan da’wah, paa da’I juga berkewajiban membina dan membentuk manusia sesuai dengan aqidah dan akhlak dakwah. Jika tidak, mereka tidak akan sampai pada yang diharapkan.

  1. Syiar Tahapan ini
÷ŽÉ9ô¹$#ur y7|¡øÿtR yìtB tûïÏ%©!$# šcqããôtƒ Næh­/u Ío4rytóø9$$Î/ ÄcÓÅ´yèø9$#ur tbr߃̍ム¼çmygô_ur ( Ÿwur ß÷ès? x8$uZøŠtã öNåk÷]tã ߃̍è? spoYƒÎ Ío4quŠysø9$# $u÷R9$# ( Ÿwur ôìÏÜè? ô`tB $uZù=xÿøîr& ¼çmt7ù=s% `tã $tR̍ø.ÏŒ yìt7¨?$#ur çm1uqyd šc%x.ur ¼çnãøBr& $WÛãèù ÇËÑÈ  
28. dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (Al-Kahfi : 28)

Ayat ini memerintahkan Nabi saw bersabar atas kekurangan dan kesalahan orang-orang yang menerima dakwahnya. Bersabar terhadap banyaknya pertanyaan mereka, khususnya jika mereka melakukan kesalahan; dan bersabar atas keraguan mereka dalam menerima pengarahan. Ayat ini juga memerintahkan nabi saw agar berusaha dengan tekun meminta kesabaran mereka dalam menghadapi fitnah-fitnah para musuh dakwah; disamping menjelaskan karekteristik jalan dakwah yang penuh kesulitan. Ayat ini juga menghimbau agar Nabi saw tidak terperdaya oleh para penipu yang ingin menjauhkannya dari para pengikut dakwahnya. Jangan mendengar segi-segi negative mereka saja; dan jangan sampai mengikuti orang-orang yang sombong dan angkuh yang hatinya telah dilupakan Alloh dari hakikat yang benar.

  1. Sasaran Tahapan ini

uqèd Ï%©!$# y]yèt/ Îû z`¿ÍhÏiBW{$# Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Ftƒ öNÍköŽn=tã ¾ÏmÏG»tƒ#uä öNÍkŽÏj.tãƒur ãNßgßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur bÎ)ur (#qçR%x. `ÏB ã@ö6s% Å"s9 9@»n=|Ê &ûüÎ7B ÇËÈ  
2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (Al-Jumu’ah : 2)

Sasaran yang terpenting dalam rambu ini adalah mengubah akal yang ummi (jahalah) kepada ilmu, hikmah dan ma’rifah, dan mengubah moral dan perilakunya darimkesesatan dan kemerosotan kepaa kebersihan dan kesucian (tazkiyah). Semua ini tidak dapat diwujudkan kecuali melalui tarbiyah (pembinaan) dan ta’lim sebagai esensi takwin (pembinaan).

  1. Sisi Penataan Dalam Rambu ini

Sisi penataan (tanzhim) dalam pembinaan jama’ah kadang berlangsung pada tahap ittishal fardhi (kontak pribadi) pada rambu pertama, yakni tahapan siriyyah, dan kadang berlangsung pada tahap ittishal jama’I (kontak umum), atau kadang berlangsung pada kedua tahapan tersebut.
Dalam kondisi dan tahapan tersebut, rasulalloh saw menempuh cara-cara tertenu, yaitu:
1.      Takwin (Kaderisasi) dalam tahap Siriyyah

Jika rambu ini (takwin) diperlukan pada tahapan kontak pribadi (tahapan siriyyah), maka Rasulallah saw membagi orang-orang yang telah menerima dakwahnya untuk ditakwin dalam beberapa kelompok kecil. Masing-masing kelompok beranggotakan tiga-lima orang. Kelompok-kelompok kecil ini mengadakan pertemuan rutin setiap hari atau berkala pada tempat dan waktu yang berlainan.




2.      Takwin (Kaderisasi) pada tahap ‘Alaniyah
Apabila rambu takwin (kaderisasi) diperlukan pada tahapan ittisal ‘am (kontak umum), yakni pada tahapan ini da’wah secara terang-terangan (‘alaniyah), maka Rasulalloh menempuh beberapa cara yang berbeda dengan cara yang ditempuhnya pada tahapan siriyyah. Antara lain :
  1. Membuat beberapa halaqoh jama’iyah yang berjumlah besar.
  2. Mengadakan perjalanan (rihlah) jama’iyah tertentu.
  3. Mengkondisikan situasi umum terhadap da’wah melalui khutbah-khutbah dan ceramah-ceramah umum.

3.      Takwin (Kaderisasi) dalam tahapan Sirriyah dan ‘Alaniyah
Apabila rambu ini (takwin) diperlukan dalam tahapan ittisal fardi dan ittisal jama’I, maka para da’i dapat menerapkan cara-cara yang ada pada kedua tahapan itu. Hal ini nampak jelas pada sirah Rasulalloh saw. Sebab, da’wah pada tahapan siriyyah mempunyai dua sisi.
Pertama, dilakukan secara terang-terangan (‘alaniyah) dan diketahui semua orang.
Kedua, dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi dan tidak diketahui semua orang.